Jumat, 06 Agustus 2010

fifth task : 7 aspek leadership

mengenal diri

komunikasi

menyatu dengan yang lain

belajar u/ belajar

membat ekputusan

mengatur

bekerja dalam kelompok

fourth task : cara mengembangkan keterampilan kepemimpinan

Mengembangkan keterampilan kepemimpinan dapat mudah jika Anda berkonsentrasi pada menjadi pemimpin yang baik untuk pertama diri sendiri. This means being true to who you are and guiding yourself well throughout life. Ini berarti bersikap jujur pada diri Anda dan membimbing diri dengan baik sepanjang hidup. Those with good leadership skills aren’t perfect and still make mistakes like everyone else. Mereka yang memiliki keterampilan kepemimpinan yang baik adalah tidak sempurna dan masih melakukan kesalahan seperti orang lain. The difference is that good leaders learn from their mistakes and stay committed to the goals they set. Perbedaannya adalah bahwa pemimpin yang baik belajar dari kesalahan mereka dan tetap berkomitmen untuk tujuan mereka tetapkan.
berikut ini adalah 10 langkah mengembangkan kepemimpinan dalam diri anda :
1. Rendah hati. Banyak orang yang mendapatkan kekuasaan, dan mereka begitu saja melepaskannya. Sebagai pemimpin, pekerjaan Anda adalah memimpin. Anda tidak bisa melakukannya jika menurut Anda posisi Anda diatas orang lain.
2. Menentukan tujuan. Dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin. Banyak orang yang menentukan tujuan dan didalam perjalanannya, mereka kehilangan arah. Ini biasanya dikarenakan menentukan tujuan yang tidak bisa dicapai. Tentukan tujuan yang bisa diraih sehingga tidak berakhir dengan kekecewaan.
3. Berusaha keras untuk mencapai yang terbaik. Untuk menjadi pemimpin yang besar, Anda tidak bisa berleha-leha dengan kehidupan Anda, Anda harus berusaha keras untuk melakukan segala sesuatunya dengan yang terbaik.
4. Mempertahankan posisi Anda. Seorang pemimpin memerlukan reputasi yang menonjol. Ketika seseorang mendengar namanya, maka akan mengaitkanya dengan pekerjaan besar yang pernah dilakukannya, atau bagaimana mereka bisa mengelola sesuatu.
5. Belajar dari kesalahan. Mereka belajar dari kesalahan dan merubahnya menjadi sesuatu yang produktif. Ini harus dilakukan atau jika tidak Anda akan berputar-putar di masalah yang sama.
6. Berpikiran terbuka. Orang-orang disekitar Anda mungkin memiliki sesuatu untuk dikontribusikan dan dengan berpikiran terbuka Anda akan memiliki peluang yang tidak terbatas.
7. Percaya diri.Anda tidak bisa berharap orang lain percaya pada Anda jika Anda tidak percaya pada diri sendiri. Percaya diri tidak membuat Anda lebih baik dari orang lain, ini hanya menunjukkan Anda memiliki kelas dan karakter.
8. Memberi. Bersedia untuk memberi. Jika Anda melakukan ini, makin banyak orang yang bersedia melakukan sesuatu tanpa mengeluh.
9. Memenuhi janji. Jika Anda bilang akan melakukan sesuatu, pastikan Anda melakukannya.
10. Mendengarkan. Anda harus mau mendengarkan dan memahami apa yang dirasakan sekitar Anda. Mungkin Anda pemimpinnya, tapi perasaan mereka sama pentingnya seperti Anda.
Oleh: Robin Trehan
Sumber: www.articlebase.com

third task : Dasar Dasar Pentingnya Leadership Menurut Islam

Dalam bangunan masyarakat Islami, pemimpin berada pada posisi yang menentukan terhadap perjalanan ummatnya. Apabila sebuah jama’ah memiliki seorang pemimpin yang prima, produktif dan cakap dalam pengembangan dan pembangkitan daya juang dan kreativitas amaliyah, maka dapat dipastikan perjalanan ummatnya akan mencapai titik keberhasilan. Dan sebaliknya, manakala suatu jama’ah dipimpin oleh orang yang memiliki banyak kelemahan, baik dalam hal keilmuan, manajerial, maupun dalam hal pemahaman dan nilai tanggung jawab, serta lebih mengutamakan hawa nafsunya dalam pengambilan keputusan dan tindakan, maka dapat dipastikan, bangunan jama’ah akan mengalami kemunduran, dan bahkan mengalami kehancuran (Qs. 17 : 16)
“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah (kaum elit dan konglomerat) di negeri itu (untuk menaati Allah), akan tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnyalah berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (Qs. 17 : 16)
Oleh karena itulah, Islam memandang bahwa kepemimpinan memiliki posisi yang sangat strategis dalam terwujudnya masyarakat yang berada dalam Baldatun Thoyyibatun Wa Robbun Ghofur (Qs. 34 : 15), yaitu masyarakat Islami yang dalam sistem kehidupannya menerapkan prinsip-prinsip Islam. Begitu pentingnya kepemimpinan atau imam dalam sebuah jama’ah atau kelompok, sampai-sampai Rasulullah bersabda yang maksudnya:
“Apabila kamu mengadakan perjalanan secara berkelompok, maka tunjuklah salah satunya
sebagai imam (pemimpin perjalanan).”
Demikian juga jika kita lihat dalam sejarah Islam (Tarikh Islam) mengenai pentingnya kedudukan pemimpin dalam kehidupan ummat muslim. Kita lihat dalam sejarah, ketika Rasulullah saw. wafat, maka para shahabat segera mengadakan musyawarah untuk menentukan seorang khalifah. Hingga jenazah Rasulullah pun harus tertunda penguburanya selama tiga hari. Para shahabat ketika itu lebih mementingkan terpilihnya pemimpin pengganti Rasulullah, karena kekhawatiran akan terjadinya ikhlilaf (perpecahan) di kalangan ummat muslim kala itu. Hingga akhirnya terpilihlah Abu Bakar sebagai khalifah yang pertama setelah Rasulullah saw. wafat.
Dalam perspektif Islam, ada beberapa komponen yang menjadi persyaratan terwujudnya masyarakat Islami, yaitu :
1. Adanya wilayah teritorial yang kondusif (al-bi’ah, al-quro)
2. Adanya ummat (al-ummah)
3. Adanya syari’at atau aturan (asy-syari’ah)
4. Adanya pemimpin (al-imamah, amirul ummah)
Pemimpin pun menjadi salah satu pilar penting dalam upaya kebangkitan ummat. Islam yang telah dikenal memiliki minhajul hayat (konsep hidup) paling teratur dan sempurna dibandingkan konsep-konsep buatan dan olahan hasil rekayasa dan imajinasi otak manusia, telah menunjukkan nilainya yang universal dan dinamis dalam penyatuan seluruh komponen ummat (Qs. 21 : 92).
Ada empat pilar kebangkitan ummat, yang kesemuanya saling menopang dan melengkapi, yaitu :
1. Keadilan para pemimpin (umaro)
2. Ilmunya para ‘ulama
3. Kedermawanan para aghniya (orang kaya)
4. Do’anya orang-orang faqir (miskin)
Definisi PEmimpin
Ada beberapa istilah yang mengarah kepada pengertian pemimpin, diantaranya :
1. Umaro atau ulil amri yang bermakna pemimpin negara (pemerintah)
2. Amirul ummah yang bermakna pemimpin (amir) ummat
3. Al-Qiyadah yang bermakna ketua atau pimpinan kelompok
4. Al-Mas’uliyah yang bermakna penanggung jawab
5. Khadimul ummah yang bermakna pelayan ummat
Dari beberapa istilah tadi, dapat disimpulkan bahwa pemimpin adalah orang yang ditugasi atau diberi amanah untuk mengurusi permasalahan ummat, baik dalam lingkup jama’ah (kelompok) maupun sampai kepada urusan pemerintahan, serta memposisikan dirinya sebagai pelayan masyarakat dengan memberikan perhatian yang lebih dalam upaya mensejahterakan ummatnya, bukan sebaliknya, mempergunakan kekuasaan dan jabatan untuk mengeksploitasi sumber daya yang ada, baik SDM maupun SDA, hanya untuk pemuasan kepentingan pribadi (ananiyah) dan kaum kerabatnya atau kelompoknya (ashobiyah).

apa itu leadership?

” .Pada intinya saya bagi kemampuan seorang manager / executive menjadi 2. Leadership dan Managerial skill. Dengan mampu mengatur sumber daya, waktu dan biaya dengan baik maka anda layak mendapatkan “gelar” manager yang baik. Tapi itu saja tidak cukup untuk mendapatkan gelar leader yang baik. ” - minerva’s
“Kepemimpinan pada akhirnya tentang menciptakan cara bagi orang untuk berkontribusi untuk membuat sesuatu yang luar biasa terjadi “. -alan Keith

” banyak sekali teori tentang kepemimpinan , hal ini dikarenakan banyak sekali orang yang telah mendefinisikan hal tersebut . Namun demikian , setiap definisi tersebut memiliki unsur yang sama ” - Stogdill ( 1974 )
“leadership is defined as the purposeful behaviour of influencing others to contribute to a commonly agreed goal for the benefit of individual as well as the organization or common good” - Sarros dan Butchatsky (1996)
” “leadership means using power to influence the thoughts and actions of others in such a way that achieve high performance”. - Anderson ( 1998 )

lemme introduce my self :)

hello blogpeople :)

namaku Rana Annisa Fahmi , aku biasa dipanggil Rana
Aku lahir di Jakarta , 5 Oktober 1995 , Terlahir dari pasangan Muhammad Fahmi dan Maryati Paris :)

Hobbyku online , membaca , nonton dan jalan jalan .
Hal yang paling tidak aku sukai dan aku takuti adalah pepaya

terimakasih telah mengunjungi blog ku :)

with love ,




Rana